Senin, 18 Maret 2013

Sejarah Islam di Indonesia


Sejarah Islam di Indonesia - Islam adalah salah satu agama yang memiliki jumlah pengikut terbanyak di dunia. Menurut sumber informasi dari Wikipedia menyebutkan bahwa saat ini pengikut agama Islam telah mencapai lebih dari 1,25 miliar orang yang tersebar di berbagai negara di seluruh dunia.

Sejarah Islam sendiri dimulai semenjak diturunkannya wahyu Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang pertama pada tahun 622 di Gua Hira, yaitu tepatnya pada malam lailatul qadar di bulan Ramadhan. Proses penerimaan wahyu oleh Nabi Muhammad SAW sendiri berlangsung selama kurun waktu 23 tahun, yaitu mulai dari semenjak Nabi diutus menjadi Rasul pada usia 40 tahun, hingga beliau wafat pada usia 63 tahun.

sejarah islam di Indonesia


Kehidupan 23 tahun Nabi Muhammad setelah dipilih menjadi rasul berlangsung di Makkah selama kurun waktu 13 tahun, sementara 10 tahun sisianya Nabi tinggal di Madinah.

Sejarah Perkembangan Islam


Sejarah perkembangan Islam berlanjut setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Berbagai kerajaan Islam bermunculan dan berkembang hingga ke Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. kemunculan beberapa kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan besar di dunia.

Seiring dengan perkembangan berbagai kerjaan bercorak Islam yang bermunculan, maka seiring itu pula banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Kemunculan para ahli sains dari kerajaan Islam tersebut tidak terlepas dari banyaknya pendirian sekolah-sekolah.

Sejarah Islam di Indonesia

Menelisik sejarah Islam di Indonesia, maka hingga saat ini ada sekitar 6 pendapat tentang masuknya Islam ke Indonesia. Adapun pendapat-pendapat tersebut menyebutkan tahun kedatangan Islam masuk ke Indonesia bervariasi dari abad ke-7 hingga abad ke-13.

Berbagai pendapat-pendapat tentang tahun kedatangan Islam beserta perkembangannya di Indonesia dikemukakan oleh berbagai tokoh dan peneliti. Berikut ini adalah 6 pendapat tentang masuknya Islam ke Indonesia.

Pendapat Pertama 
Menurut pendapat Hamka, yaitu salah seorang tokoh Muhammadiyah dan juga mantan ketua MUI periode 1977-1981, menyebutkan bahwa Islam yang masuk dan berkembang di Indonesia berasal dari Jazirah Arab atau bahkan dari Makkah pada abad ke-7. Hamka yang bernama asli Haji Abdul Malik bin Abdil Karim menyatakan pendapat tentang kedangan dan perkembangan Islam di Indonesia berdasarkan fakta bahwa mazhab yang berkembang di Indonesia adalah mazhab Syafi'i.

Menurut Hamka, mahzab Syafi'i berkembang sekaligus dianut oleh penduduk di sekitar Makkah. Selain itu dia juga menyebutkan bahwa fakta tentang yang tidak boleh diabaikan terkait hal ini, yaitu tentang keberadaan orang-orang Arab yang sudah mampu berlayar mencapai Cina pada abad ke-7. Hamka percaya bahwa dalam perjalanan tersebut, para pelayar dari Arab juga sudah mulai singgah di kepulauan Nusantara.

Pendapat Kedua
Seorang pegawai Belanda pada masa pemerintahan kolonial Belanda bernama Poortman menyimpulkan bahwa Islam dibawa dan disebarkan di Indonesia oleh orang-orang Cina yang bermahzab Hanafi.

Kesimpulan tentang sejarah masuknya Islam di Indonesia oleh Poortman tersebut didapatkan dari penelitiannya terhadap naskah Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda. Selain dari penelitian dari kedua naskah tersebut dia juga telah melanjutkan penelitian terhadap naskah-naskah kuno Cina yang tersimpan di klenteng-klenteng Cina di Cirebon dan Semarang.

Adapun hasil penelitian dari Poortman tersebut disimpan dengan keterangan 'Uitsluiten voor Dienstgebruik ten Kantore' yang berarti 'Sangat Rahasia Hanya Boleh Digunakan di Kantor'. Hasil penelitian Poortman itu sendiri saat ini telah disimpan di Gedung Arsip Negara Belanda di Den Haag.

Pendapat Ketiga

Seorang penasehat di bidang bahasa-bahasa Timur dan hukum Islam untuk pemerintah kolonial Belanda bernama Snouck Hurgronje yang mengambil pendapat dari Pijnapel, yaitu seorang pakar dari Universitas Leiden, Belanda yang sering meneliti artefak-artefak peninggalan Islam di Indonesia, menyimpulkan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Gujarat pada abad ke-12 M. Mereka menempuh jalur perdagangan yang sudah terbentuk antara India dan Nusantara.

Pendapat ini juga dibenarkan oleh J.P. Moquette, yaitu seorang peneliti bentuk nisan kuburan raja-raja pasai, kuburan Sultan Malik Ash-Shalih, dan juga Nisan kuburan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur. Adapun hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Nisan kuburan Maulana Malik Ibrahim di Gresik ternyata memiliki bentuk yang mirip dengan nisan-nisan kuburan yang berada di Cambay, Gurajat.

Pendapat Keempat

S.Q. Fatimi adalah salah seorang yang berpendapat tentang sejarah Islam di Indonesia dan sekaligus menyanggah pendapat kedatangan Islam di Indonesia yang dikemukakan oleh Muquette yang memperkuat pendapat Pijnapel dan Hurgronje. Fatimi berpendapat bahwa nisan-nisan kuburan yang ada di Aceh dan Gresik justru lebih mirip dengan bentuk nisan-nisan dan kuburan yang ada di Benggala, sekitar Bangladesh sekarang.

Lebih lanjut Fatimu juga percaya bahwa pengaruh-pengaruh Islam di Benggala sangat banyak ditemui dalam Islam yang berkembang di Nusantara pada zaman dahulu. Oleh karena itu, Islam yang ada di Indonesia sebenarnya berasal dari Bangladesh.

Pendapat Kelima

G.E. Marrison juga seorang yang pernah mengemukakan pendapat tentang keberadaan masuknya Islam ke Indonesia. Dalam pendapatnya tersebut Marrison juga menyanggah pendapat Moquette, bahkan dia sendiri malah yakin, jika Islam yang datang ke Indonesia berasal dari Pantai Coromandel, India Selatan. Adapun sebagai alasannya adalah karena pada abad ke-13M, Gujarat masih menjadi bagian dari kerajaan Hindu, sementara di Pantai Coromandel, Islam telah berkembang.

Morrison juga memperkirakan bahwa pembawa dan penyebar Islam yang pertama masuk ke Indonesia adalah para Sufi dari India. Para Sufi tersebut menyebarkan Islam di Indonesia dengan pendekatan tasawwuf pada akhir abad ke-13 M, dimana waktu itu terhitung belum lama dari peristiwa penyerbuan Baghdad oleh orang-orang Mongol.

Adapun pernyerbuan yang dimaksud adalah penyerbuan yang memaksa banyak para Sufi keluar dari zawiyah-zawiyah mereka dan melakukan pengembaraan ke luar wilayah Bani Abbasiyah, seperti ke ujung Persia atau bahkan ke India.

Pendapat Keenam
Pendapat keenam tentang masuknya Islam ke Indonesia dikemukakan oleh Hoesein Djajaningrat. Djajaningrat juga dikenal sebagai orang Indonesia pertama yang mempertahankan disertasi di Universitas Leiden, Belanda, pada 1913. Disertasinya tersebut berjudul Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten (Pandangan Kritis mengenai Sejarah Banten).

Menurut Djajaningrat, Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia. Adapun sebagai alasan Djajaningrat mengemukakan pendapat tersebut adalah berdasarkan peringatan 10 Muharram atau hari Asyura sebagai hari kematian Husein bin Ali bin Abi Thalib yang ada di Indonesia berasal dari perayaan kaum Syiah di Persia. Peringatan 10 Muharram itu lebih dikenal sebagai perayaan Hari Karbala.

Djajaningrat juga meyakini pendapat tersebut, karena pengaruh bahasa Persia juga masih dapat ditemukan dibeberapa tempat di Indonesia. Selain itu keberadaan Syeikh Siti Jenar dan Hamzah Fansuri dalam sejarah Indonesia menandakan adanya pengaruh ajaran wihdatul wujud Al-Hallaj, seorang Sufi ekstrim yang berasal dari Persia.

Kesimpulan

Terlihat berbagai perbedaan pendapat tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia oleh berbagai tokoh dan juga para peneliti. Perbedaan pendapat tersebut terjadi karena dasar-dasar berpikir yang dipakai dalam membangun pendapat.

Pijnapel, Hurgronje, Marrison, Moquette, Fatimi lebih mempercayai bukti-bukti kongret yang masih bisa diyakini secara pasti, bukan perkiraan. Oleh sebab itu pendapat-pendapat mereka dapat dikatakan lebih logis, meski dapat juga menuntut mereka untuk percaya bahwa Islam pertama kali berkembang di Indonesia pada sekitar abad ke-13, yaitu lebih belakangan ketimbang agama Hindu dan Buddha.

Begitu juga dengan pendapat Residen Poortman. Meski pendapatnya tersebut berdasarkan catatan-catatan dari Cina yang tersimpan bertahun-tahun, tetapi masih ada kemungkinan salah tafsir atas pernyataan-pernytaan tertulis yang ada di dalamnya. Selain itu bisa pula ada kemungkinan adanya manipulasi data tanpa sepengetahuan pembaca.

Adapun pendapat Hamka bahkan akan lebih mudah untuk terjerumus ke dalam bentuk syak yang belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya. Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Hamka hanya berdasarkan pikiran-pikiran pribadi yang tidak ditunjang oleh data sejarah yang kongkret. Oleh demikian maka sangat kecil kemungkinan pendapatnya untuk benar.

Begitupula dengan pendapat Djajaningrat. Bisa jadi persamaan-persamaan yang dikemukakan dalam pendapatnya itu hanya kebetulan-kebetulan yang mirip pada objek.

Akan tetapi, hampir setiap pendapat itu memiliki konsekuensi. Jika seseorang memercayainya suatu pendapat dari pendapat-pendapat itu, maka, bagaimana pun, ia mesti menerima konsekuensi-konsekuensi yang kemungkinan bakalan ada.

Kamis, 14 Februari 2013

Chester Bennington profile

Biography Chester Bennington 


 Chester was a vocalist in a locally renowned band named Grey Daze and was given a mixtape from a band named Xero by a Zomba Music A&R executive in the latter part of 1998. Xero were searching for a new vocalist in the wake of Xero frontman Mark Wakefield's departure and started giving out demo tapes to try and find a replacement. After listening to the tape and liking what he heard, Chester wrote lyrics and recorded them over the tracks, then sent the tape back to the band. On his 23rd birthday in '99, Chester received a phone call from his Zomba contact saying the band were interested to meet him in person to try out for the lead vocalist spot. Chester flew to Southern California and met the Xero bandmates, then proceeded to completely blow them away in the audition. Not only did he impress the band, his performance also intimidated another vying candidate into leaving before his audition. Chester was a shoe-in for the vocalist spot. The band soon renamed themselves to Hybrid Theory and released their first material recorded with Chester on the Hybrid Theory EP soon afterwards in '99. Hybrid Theory would later change their ]name to Linkin Park.

Bennington is often labeled as the main source of raw emotion found in many of Linkin Park's songs. This stems from a problematic childhood plagued with the divorcing of his parents, sexual molestation, and heavy drug and alcohol abuse. Through writing music, Chester therapeutically released his pent-up frustration and anger. Instead of making the messages of his songs solely about himself, Chester's writing style uses universal emotions and relatable themes instead of situational lyrics to deliver his stories and help others. For this reason, Chester is regarded as a role model for millions of people who can relate to his messages. Chester has also realized his creativity through a number of musical endeavours besides that of Linkin Park. What initially began forming in 2005, ultimately became Chester working alongside Amir Derakh, Brandon Belsky, Elias Andra, and Anthony "Fu" Valcic of Julien-K & Ryan Shuck of Orgy & Julien-K to form the side-project, Dead By Sunrise. The band released their debut album Out Of Ashes on October 13th, 2009, and have played a number of shows in Europe. Chester also performs with his cover band, Bucket of Weenies from time to time too, a band dedicated to performing classic rock hits. B.O.W. is a collaboration of Chester on vocals, Ryan Shuck on guitar, Mike "Cheez" Brown on bass, Mike Rouse on guitar & Sean Dowdell on drums.
Chester has also devoted his talents to other projects outside of music, which include his very own clothing line in Ve' Cel, a label comprised of edgy designs aimed at embracing uniqueness and individuality in fashion. Chester also has a creative outlet in his tattoo business, Club Tattoo, which is a part-owned enterprise with long time friends Sean Dowdell and Thora Dowdell. In 2002, Bennington performed a song called "System" off of Queen of the Damned (soundtrack). He provided vocals with rock bands Cyclefly, Mötley Crüe, Latin rock band Santana, and more.

Linkin Park


 Linkin Park is an American rock band from Agoura Hills, California, formed in 1996. Since their formation, the band has sold more than 50 million albums and won two Grammy Awards. It achieved mainstream success with its debut album, Hybrid Theory, which was certified Diamond by the RIAA in 2005. Its following studio album, Meteora, continued the band's success, topping the Billboard 200?s album charts in 2003, and was followed by extensive touring and charity work around the world. In 2003, MTV2 named Linkin Park the sixth greatest band of the music video era and the third best of the new millennium behind Oasis and Coldplay.

Having adapted the nu metal and rap rock genres to a radio-friendly yet densely-layered style in Hybrid Theory and Meteora, the band explored other genres in their next studio album, Minutes to Midnight. The album topped the Billboard charts and had the third best debut week of any album that year. They have also collaborated with several other artists, most notably with rapper Jay-Z in their mashup album Collision Course, and many others on Reanimation.

Band history

Early years (1996?1999)
Originally consisting of three high school friends, Linkin Park?s foundation was anchored by Mike Shinoda, Brad Delson, and Rob Bourdon. After graduating from high school, the California natives began to take their musical interests more seriously, recruiting Joe Hahn, Dave "Phoenix" Farrell, and Mark Wakefield to perform in their band, Xero. Though limited in resources, the band began recording and producing songs within Shinoda?s make-shift bedroom studio in 1996. Tensions and frustration within the band grew after they failed to land a record deal. The lack of success and stalemate in progress prompted Wakefield, at that time the band's vocalist, to leave the band in search for other projects. Farrell also left to tour with Tasty Snax and other bands.

After spending a considerable time searching for Wakefield's replacement, Xero recruited Arizona vocalist Chester Bennington. Jeff Blue, the vice president of Zomba Music, had referred him to the band in March 1999. Bennington, formerly of Grey Daze, became a standout among applicants because of his unique singing style. The band changed its name from Xero to Hybrid Theory. The newborn vocal chemistry between Shinoda and Bennington helped revive the band, inciting them to work on new material. The band?s renaissance culminated with a change in name; from Hybrid Theory, the band changed its name to Linkin Park, a play on and homage to Santa Monica?s Lincoln Park. However, despite these changes, the band still struggled to sign a record deal. After facing numerous rejections from several major record labels, Linkin Park turned to Jeff Blue for additional help. After failing to catch Warner Bros. Records on three previous reviews, Jeff Blue, now the vice president of Warner Bros. Records, helped the band sign a deal with the company in 1999. The band released its breakthrough album, Hybrid Theory, the following year.


Musical style

Both Hybrid Theory and Meteora combined the alternative metal, nu metal, and rap rock sound with influences and elements from hip-hop, alternative rock, and electronica, utilizing programming and synthesizers. William Ruhlmann from Allmusic regarded it as "a Johnny-come-lately to an already overdone musical style," whereas Rolling Stone called "Breaking the Habit" "risky, beautiful art".
In Minutes to Midnight the band experimented with their established sound and drew influences from a wider and more varied range of genres and styles, a process Los Angeles Times compares to a stage in U2's work. In it, only two of the songs feature rapping, and the majority of the album can be considered alternative rock rather than nu metal or rap rock. It is also their first studio album to feature guitar solos.

In concert the band has covered songs by artists as varied as The Cure, Deftones, Guns N' Roses, and Nine Inch Nails.

Linkin Park's use of two separate vocalists has become a large part of their music. Chester Bennington is most known for using screaming vocals common in various forms of metal and hardcore, while also using more melodic singing, and was placed 46th in Hit Paraders list of "Heavy Metal's All-Time Top 100 Vocalists".

Mike Shinoda is the group's MC and does all of the rapping. Mike has also done all of the backing vocals live, and in their latest album, Minutes to Midnight, he sings lead vocals on "In Between", "Hands Held High", and the B-side "No Roads Left". Shinoda has also been placed in Hit Parader's list of "Heavy Metal's All-Time Top 100 Vocalists" at number 72.


Band members


Chester Bennington performing at Sonisphere Festival in Kirjurinluoto, Pori, Finland.
Main article: List of Linkin Park band members
Chester Bennington ? lead vocals, rhythm guitar
Rob Bourdon ? drums
Brad Delson ? lead guitar
Dave "Phoenix" Farrell ? bass, backing vocals
Mr. Hahn ? turntables, programming, samples
Mike Shinoda ? rapping, vocals, rhythm guitar, keyboards

Kamis, 07 Februari 2013

Profile Kevin Durant


Kebanggaan yang berpengaruh di NBA, melebihi kemahiran. Ketika Kevin Durant menjatuhkan 40 pada lawan, mereka tidak menggerutu atas bakatnya itu. Ia masuk NBA sebagai anak berusia 19 tahun, dan memenangkan prestasi tertinggi di liga hanya beberapa tahun kemudian, Kevin memberikan kepada penggemarnya di Kota Oklahoma banyak hal untuk bergembira. Namun, tak terlalu buruk bagi seorang pemain yang mempertimbangkan berhenti dari tim SMU-nya dan kemudian menghabiskan seluruh musim di perguruan tinggi. Kevin mungkin seorang bintang baru dan dialah bintang hebat di Kota Oklahoma. Inilah kisahnya….. Kevin Wayne Durant lahir 29 September 1988 di Washington D.C. Ia bertumbuh dengan kakak lelakinya, Tony, di Seat Pleasant, Maryland, sedikit di luar ibu kota. Ia dibesarkan oleh ibu mereka, Wanda Pratt dan ibunya Barbara Davis. Ayah mereka, Wayne Pratt, meninggalkan keluarga sebelum hari ulang tahun pertama Kevin. Ia kembali dalam kehidupan anak lelakinya ketika Kevin sekitar usia 13 tahun. Mereka berdua bekerja pada pemerintah – Wayne untuk Perpustakaan Kongres dan Wanda sebagai pegawai kantor pos. Kevin menjadi pemain basket fenomenal. Ia pertama merasakan keseriusan kompetisi sebagai anggota Prince George Jaguars, yang punya tim AAU di segala tingkat. Jaguars memenangkan dua kejuaraan nasional dengan Kevin berseragam. Ia pertama ikut pada usia 11 tahun, ketika ia mencetak 18 poin dalam sesi kedua final. Ia begitu semangat setelah pertandingan. Ia mengatakan pada ibunya ingin bermain di NBA. Saat itu, Kevin telah berteman baik dengan Michael Beasley. Ibu Michael juga orangtua tunggal. Ia mengantar Michael ke rumah Durant setiap hari untuk sarapan. Kedua anak menumpang bus ke sekolah. Besama dengan Chris Braswell, pemain NBA masa mendatang lain, ketiganya membentuk inti Jauguars. Ketika tim dipecah tahun 2003, Kevin pindah ke DC Blue Devils, di mana ia satu tim dengan penyerang tengah Tywon Lawson, yang juga memenangkan ACC Player untuk North Carolina. Sementara Wanda dan pelatih AAU Taras “Stink” Brown memetakan program memaksimalkan kemahiran Kevin, Brown menjadi seperti ayah pelindung bagi Kevin, yang mengikuti rencana dengan rinci. Peraturan nomor 1, tidak ada permainan kasar. Walaupun menyenangkan, mereka hanya menghasilkan kebiasaan buruk. Ketika Kevin tidak bermain pada pertandingan teroganisasi dia menyisihkan latihan untuk tampil. Ia menjadi kecanduan latihan, biasanya delapan jam setiap hari pada musim panas. Kerja keras Kevin terbayar di sekolah swasta. Ia bermain di tingkat satu dan dua untuk Montrose Christian di Rockville, Maryland. Washington Post menyebutnya Pemain Terbaik di wilayahnya setelah dua musim. Suatu perubahan di tahun pertama, ketika teman lama mengancam menghentikan melempar bola ke dia. Kevin merasa ingin berhenti dari tim, namun ingat semua kerja keras yang ibunya lakukan untuk menyiapkan makanan di atas meja. Ia tinggal dan menghasilkan sentuhan-sentuan berharga. Setelah tahun pertama, Kevin tumbuh 6-8. Semua latihan menangkap dan menembak, sesi rangka strategi, dan penyelarasan dengan Brown, dimaksudkan untuk menjadikan Kevin seorang penjaga hebat. Nah, sekarang menjadi penyerang yang hebat Meningkat Kevin ditransfer ke pabrik bola basket Oak Hill Academy sebagai pelajar tahun ketiga di mana dia bergabung dengan bekas teman satu tim Lawson. Tahun berikutnya, Kevin pindah ke National Christian Academy, di bawah pelatih legendaris Stu Vetter. Angka rata-ratanya naik menjadi 23,6 poin dan rebound 10,9. Kevin menerima McDonald’s All-American. Ia diberi kehormatan sebagai MVP oleh MCDonald’s All-Star Game tahun 2006. Lawson melobi Kevin bergabung dengan Tar Heels. Namun, usaha lain yang terjadi. Russell Springman, asli Maryland yang bekerja sebagai asisten di University of Texas, telah berhubungan dengan Kevin sejak tahun pertama. Mantan Longhorn Maurice Evan, yang bermain bagi Los Angeles Lakers, itu, berlatih bersama Kevin dan membantu mengolkan kesepakatan. Remaja ini akhirnya dikontrak oleh Texas. Sejak mengambil program 1998, pelatih Rick Barnes membangun kembali Longhorns. Ia menghasilkan 20 kemenangan dan NCAA Tournament dengan kestabilan yang mengejutkan. Springman mengatakan, Kevin memiliki kesempatan besar sebagai mahasiswa tingkat satu, dan akan menyelesaikan tahun itu dengan perhatian nasional. Texas pun memiliki keunggulan dengan pemecah rekor musim tahun 2006-07. Membuat Sejarah Kontribusi Kevin paling mempesona, dia mengembangkan diri sebagai pemain muda paling berdinamika NBA, meneghasilkan tembakan dan memberikan poin untuk anggota tim selama waktu krisis. Kevin bermain dengan keyakinan luarbiasa dan yakin tidak seorang pun di liga dapat menjaga dia dari keranjang. Seringkali dia benar. Kevin mencetak rekor waralaba dengan 29 permainan berturut-turut paling tidak 25 poin. Selama tujuh permainan berturut-turut, dengan 30 poin, dia memecahkan rekor 38 tahun yang dipegang oleh Spencer Haywood. Untuk seorang pemain 6-4, Kevin memiliki rentangan sayap sangat besar sekitar 7,5 kaki. Ia menggunakan lengan yang panjang untuk menembak di atas pemain yang lebih kecil. Ia gesit, sebaliknya, mengizinkannya berhadapan dengan pemain lebih besar. Menembak sambil melempar seperti bersayap, Kevin juga luar biasa saat menyerang di pinggir. Seperti seorang juara, ia membuat kelihatan mudah. Kevin melebihi pemimpin melalui kelakuan daripada dengan kata-kata ketika bergabung dengan NBA. Hal itu telah berubah sangat cepat. Ia tahu bagaimana memberikan inspirasi di bangku dan di ruang ganti, tanpa melampaui otoritasnya. Tentu, otoritas itu berkembang bersama setiap cengkeraman lingkaran dan permainan 25-poin. (JS/KlikHeadline) Sumber: www.jockbio.com

Biografi Steve Nash

Steven John Nash Born: February 7, 1974 Place of Birth: Johannesburg, South Africa Steve Nash, in 2005, was the first Canadian ever to win the NBA's Most Valuable Player. Nash's family lived in South Africa but they were not pleased about that country's political situation at the time. They decided to move to British Columbia, Canada, when Nash was only two years old. Playing sports was encouraged in the family and Nash and his two siblings all participated in some way. As a teen, Steve Nash played soccer and basketball but basketball became his favourite sport. He stood out in both sports at the provincial level in high school. Even though he stood out as a basketball star, no college teams seem to be interested in recruiting him. Because of the disinterest, one coach from Santa Clara University, California, was tipped off to give Nash a look. The coach was very impressed by the skill level of this young aspiring basketball player. Now recruited, Steve Nash went on to become one of the greatest players in the West Coast Conference. In 1996, he was selected by the Phoenix Suns but the move received little fan support and Nash did not get much time on the court. A friend from his Santa Clara days convinced the Dallas Mavericks to make a trade for Nash in 1999. Here again, throughout the season, the fans would often boo the young Canadian player. However, over the next three seasons and with new management, Steve Nash and the team improved considerably. The team made the playoffs for the first time in a decade and Nash was reaching superstar status with his play. Nash was not re-signed by Dallas for the 2004-5 season as they would not match a contract offer by the Phoenix Suns. Therefore, he signed a long term multi-million dollar contract with the team that did not feel he was worth keeping a few years previously. Not the tallest of point guards, Nash more than made up for it with his team leadership and scoring efforts. Nash's play during that season was superb to the point that he won his Most Valuable Player award. In doing so, he had to beat out a fan favourite and dominant player around the league, Shaquille O'Neal. Steve Nash has shown determination and leadership to Canada and the rest of the basketball world.

Biografi KB24 (My inspiration)

Kobe Bryant lahir di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tanggal 23 Agustus 1978. Dia adalah seorang basket profesional Amerika, pemain NBA dan bermain untuk klub Los Angeles Lakers. Ayahnya, Yusuf Washington "Jellybean" Bryant adalah mantan pemain Philadelphia 76ers dan Los Angeles Sparks mantan pelatih kepala serta ibu-Nya Pamela Cox Bryant. Nama Kobe Bryant memberikan orangtua terkenal daging sapi dalam menu restoran di Kobe, Jepang. Nama Lahir: Kobe Bean Bryant Nama Populer: Kobe Bryant Nickname: Hitam MambaKB24 Tanggal Lahir: 23 Agustus 1978 Tempat Lahir: Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat Occupation: Basket pemain Ayah Nama: Joe "Jellybean" Bryant Nama Ibu: Pamela Cox Bryant SMA: Lower Merion HS, Ardmore, Pennsylvania Kebangsaan: Amerika Tinggi: 1,98 m Karir sejarah: Los Angeles Lakers (1996-sekarang) Website: http://www.nba.com/playerfile/kobe_bryant Karir Kobe Bryant Kobe Bryant menggunakan kostum nomor 24 dan bermain kembali di posisi shooting guard. Kobe pertama kali bermain di NBA pada 1996-1997 tahun kompetisi dan telah membawa Los Angeles Lakers 3 kali juara saat bersama dengan pemain bintang lainnya, Shaquille O'Neal. Salah satu prestasi terbaik Bryant mencetak individu 81 poin melawan Toronto Raptors pada tanggal 22 Januari 2006. Bryant adalah shooting guard yang bisa memainkan posisi depan kekuasaan. Hal ini dianggap salah satu pemain paling lengkap di NBA, dipilih untuk setiap tim All-NBA sejak tahun 1999. Pada tanggal 1 Februari 2010, Kobe Bryant mencetak 44 poin untuk menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa masa lalu Los Angeles Lakers. Kehidupan Pribadi Kobe Bryant Kobe menikah dengan Vanessa Dinyatakan pada tanggal 18 April 2001 di Dana Point, California. Putri pertamanya, Natalia Diamante Bryant lahir pada tanggal 19 Januari 2003. nya kedua putrinya, Gianna Maria-Onore Bryant pada tanggal 1 Mei 2006. Mudah-mudahan, Kobe Bryant Biografi akan berguna, terima kasih. Salam Hangat. Sumber : klik di sini

Biografi Allen iverson


 ALEN IVERSON AUTO BIOGRAFI Allen Ezail Iverson Posisi Point guard, Shooting guard Julukan A.I., The Answer Liga NBA Tinggi 6 ft 0 in (1.83 m) Berat 165 lb (75 kg) Klub Detroit Pistons Negara Amerika Serikat Lahir 7 Juni 1975 (umur 33) Hampton, Virginia Kuliah Georgetown Draft 1st overall, 1996 Philadelphia 76ers Karir pro 1996 – sekarang Klub sebelumnya Philadelphia 76ers (1996–2006) Denver Nuggets (2006-2008) Penghargaan Big East Rookie Of The Year – NCAA Big East Defensive Player Of The Year – NCAA (1996) NBA Rookie of the Year (1997) All-Star Rookie Game Most Valuable Player (1997) All Rookie First Team (1997) NBA Most Valuable Player (2001) 2-time NBA All-Star Game MVP (2001, 2005) 3-time All NBA First Team Selection 3-time All NBA Second Team Selection 8-time NBA All-Star Allen Ezail Iverson (lahir di Hampton, Virginia, Amerika Serikat[1], 7 Juni 1975; umur 33 tahun), berjuluk A.I. and The Answer, adalah pemain bola basket profesional Amerika Serikat. Ia adalah salah satu pemain yang beraksi dalam All-Star sebagai point/shooting guard. 10 tahun sebagai pemain veteran dalam usia 31 tahun, ia dipandang sebagai guard terbaik dari generasinya dan salah satu pencetak angka terbanyak dalam sejarah kompetisi bola basket di negaranya tersebut. Tahun 2003, Iverson menempati rangking ke-53 di Majalah SLAM sebagai salah satu 75 pemain Top NBA sepanjang masa.